Menurut Kotler,
Sales merupakan 'the top of iceberg' dari Marketing, bila saya tidak
salah ingat. Bila memang demikian adanya, maka dalam membuat Sales Plan,
kita harus berpedoman pada Marketing Plan, bukan sebaliknya. Dalam perusahaan
FMCG (Fast Moving Consumer Goods), acapkali terjadi misperception, bukan
misparadigm, antara Departemen Sales and Distribution (S&D) dengan
Departemen Marketing. Dept. S&D, sebagai ujung tombak perusahaan,
berpendapat bahwa Dept. Marketing hanya fungsi support yang membantu mereka
untuk achieve sales target dengan menyediakan dan menyelenggarakan trade dan
consumer marketing. Akan tetapi bila ditelaah kebelakang Dept. Marketing secara
fungsi organisasi telah melaksanakan dimensi pemasaran yang meliputi Product Management (penciptaan produk
laik jual) dan Brand Management (Penciptaan
image dan merek terhadap produk yang akan dijual melalui integrated marketing communication kepada konsumen sebagai end
user). Sementara dimensi pemasaran terakhir yaitu Customer Management dilakukan bersama – sama oleh Dept. Marketing (Key Account Management) dan Dept. S&D.
Oleh karena itu, perumusan Sales Plan tahunan harus didasarkan pada produk apa
yang akan di launching dan seperti
apa brand activation nya nanti,
apakah menggunakan below the line ataukah
above the line activities.
Kembali ke pokok
pembicaraan kita mengenai Sales Management, dalam membuat Sales Plan selain
berpedoman pada Marketing Plan, kita juga harus mempertimbangkan 4 (empat)
dimensi, yaitu Dimensi Area, Dimensi Channel dan Route to Market (RTM), Dimensi Sumber Daya Manusia, dan Dimensi
Fasilitas. Dimensi Area menyangkut scope area secara geografis yang akan
menjadi “medan pertempuran” kita. Dimensi Channel atau RTM memuat penentuan untuk
menggunakan channel atau RTM atau keduanya, yang akan digunakan sebagai jalur
distribusi produk kita. Dimensi Sumber Daya Manusia mencakup sales force unit yang akan digunakan dan
Dimensi Fasilitas mencakup sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam
rangka pendistribusian produk kita.
Sebelum membicarakan
hal ini lebih lanjut ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu perbedaan
antara pertumbuhan penjualan yang buruk (bad
growth) dan pertumbuhan yang baik (good
growth). Suatu growth dapat
dikatakan sebagai Good Growth jika
(a) sales netto meningkat, (b) growth setiap
tahun, (c) spending investasi yang wajar, (d) ada pertumbuhan organic
(vertical) bukan hanya dari pertambahan customer (horizontal), (e) terdapat
perluasan product dan customer dibandingkan sebelumnya,
sedangkan pertumbuhan dikatakan bad
growth jika hanya terdapat peningkatan sales netto.
Lebih lanjut, terdapat
9 (sembilan) sumber pertumbuhan perusahaan menurut Ram
Charan (1998) dibukunya yang berjudul “Every Business Is a Growth Business: How Your
Company Can Prosper Year After Year”, bila saya tidak salah ingat, yaitu:
- Natural Growth, dimana market kita membesar, customer dan konsumen bertambah
- Meningkatkan market share melalui rapid cycle times (organic growth)
- Keunggulan teknologi yang dimiliki perusahaan dan dipatenkan
- Peningkatan efektivitas distribution channels yang telah dikuasai
- Perluasan area pemasaran
- Peningkatan power melalui akuisisi, aliansi, dan vertical integration
- Perluasan segmen produk yang kita miliki
- Melakukan re-segmentation / mencari segmen pasar baru untuk produk kita
- Bergerak ke segmen pasar yang terdekat dengan segmen produk kita
Dari kesembilan sumber
pertumbuhan tersebut, kita dapat menentukan sumber – sumber pertumbuhan mana
yang fit dengan kondisi perusahaan
kita dan dapat di benchmark untuk
dijadikan strategic issues yang
nantinya akan di breakdown lebih detil ke dalam Sales Plan Tahunan kita.
Setelah kita
menentukan strategic issues yang akan
kita angkat ke permukaan, kita selanjutnya menentukan Sasaran (goals) Sales
Plan Tahunan berdasarkan strategic issues
tersebut. Sekali lagi, goals yang
kita buat harus relevan dengan kondisi perusahaan kita sekarang ini dan dibuat
dengan berpedoman pada prinsip S.M.A.R.T (Specific;
Measurable; Attainable; Relevant; Time-bound). Langkah selanjutnya adalah
pembuatan Sales Plan Tahunan dengan tahapan sebagai berikut:
Tahapan Business Review dimaksudkan untuk
mendapatkan (a) Basic Sales Strategy yang
disepakati Dept. S&D; (b) Daftar current
dan potential issues serta opportunities tahunan yang telah
diseleksi; (c) GAP Analysis dan Benchmarking yang telah dipilih; (d) kemungkinan
perubahan ekternal di customer dan market; (e) SWOT analysis secara umum untuk
seluruh area pasar produk kita. Tahapan berikutnya yaitu Basic Sales Strategy dimana salah satu output nya adalah mengetahui
prioritas yang harus dilakukan di masing – masing area penjualan untuk mencapai
pertumbuhan terbaik berdasarkan pada karakteristik masing – masing area.
Tahapan selanjutnya
adalah Strategy by Channels dan atau Route to Market yang bertujuan agar kita
dapat melihat dan menentukan cara – cara yang kreatif dan digunakan di setiap
channel atau RTM untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan. Output dari tahapan
ini berupa guidance mengenai
prioritas aktivitas yang dilakukan masing – masing channel untuk meningkatkan
pertumbuhan penjualan di channel masing – masing. Dua tahapan terakhir saling
terkait yaitu Tahapan General Action Plan
dan Specific Action Plan. General
Action Plan membahas:
- What to do
- When to do
- Where to do
- How much the frequency
Sementara Specific Action Plan membahas pelaksanaan atau eksekusi yang lebih
detil yang meliputi:
- Siapa person in charge untuk setiap aktivitas
- Bagaimana preparation untuk setiap aktivitas tersebut
- Berapa budget nya
- Bagaimana time table nya
Selain tahapan –
tahapan tersebut di atas, masih terdapat satu
hal yang harus diperhatikan, sesuai ucapan salah satu mentor saya di masa
lalu. Beliau berujar, ”dalam membuat Sales
Plan Tahunan, Anda harus dapat menentukan business process nya, mana yang main activities dan yang supporting activities dalam Dept.
S&D, tetapi jangan terpaku membereskan main
activities, namun kesempurnaan akan Anda dapatkan, apabila terlebih dahulu
memperbaiki supporting activities.” (ARD)
No comments:
Post a Comment